Rabu, 05 Agustus 2009

Plaholic


SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA


Sekilas Tentang
SMA Pangudi Luhur
YOgyakarta

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang terletak di pusat kota Yogyakarta ini, semula adalah sekolah Guru A ( Atas : dipersiapkan menjadi Guru SMP ) khusus putra yang didirikan oleh para imam Jesuit pada bulan April 1942. Namun pada tanggal 9 Agustus 1952 diserahkan kepada para Bruder FIC yang kemudian menempati gedung milik Bruder-bruder FIC di Jln. Senopati 16, dan pada tahun 1965 secara resmi dikelola oleh yayasan pangudi luhur milik para Bruser FIc.
Tahun 1973 SGAK ini kemudian berubah menjadi SPG dan menerima siswa putri. Setelah perjalanan panjang dilalui,karena perubahan kurikulum yang terjadi tahun 1989, maka pada tahun tersebut SPG berubah menjadi SMA setelah dua tahun sebelumnya gedung sekolah pindah ke Jl.Senopati no 18 ( hingga kini ).
Seperti bayi yang baru lahir, Sma pangudi Luhur memulai kehidupan baru sebagai sebuah SMA di tahun tersebut. Namun berkat usaha keras dari orang - orang yang terlibat di dalamnya, kii SMA Pangudi Luhur sudah mengalami banyak kemajuan yang cukup pesat terutama dari segi fasilitas dan perkembangan sumber daya manusia di dalamnya. Sehingga tidak heran jika di tahun 2005 SMA menerima akreditasi dengan nilai A.
Di bawah pengelolaan para Bruder FIC, SMA Pangudi LUhur sungguh

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta semula Sekolah Pendidikan Guru (SPG) yang didirikan sejak tahun 1942 pada bulan April. Sekolah tersebut semula dikelola oleh Pater-Pater Yesuit dan pada tanggal 1 Agustus 1952 deserahkan kepada Bruder - Bruder FIC. Tempat belajar para siswa semula menggunakan gedung SD dan kemudian menempati gedung tinggalan dari SMP Pangudi Luhur , sebab SMP Pangudi Luhur memiliki gedung baru di Kompleks Baciro.

Berdasrkan kronologisnya, secara berangsur - angsur mengalami suatu perubahan yakni :

1. Tahun 1942 : Sekolah berdiri dengan sebutan SGAK

2. Tahun 1952 : SGAK menempati gedung yakni di Jl. P. Senopati No. 16 Yogyakarta

3. Tahun 1965 : Secara resmi dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur.

4. Tahun 1973 : Secara resmi mulai menerima siswa putri untuk kelas I

5. Tahun 1983 : Secara resmi mulai menempati gedung Jl. P. Senopati No. 18 Yogyakarta

6. Tahun 1987 : SPG memperoleh status DISAMAKAN.

7. Tahun 1989 : SPG Pangudi Luhur beralih fungsi menjadi SMA Pangudi luhur ( berdasarkan SK Menteri P dan K No. 020/I.13/H/Kpts/1989 tanggal 26 Januari 1989.

8. Tahun 1992 : SMA Pangudi Luhur memperoleh status DISAMAKAN.

9. Tahun 1997 : Secara resmi nama SMA Pangudi Luhur diganti menjadi SMU Pangudi Luhur

10. Tahun 1999 : SMA Pangudi Luhur memperoleh status DISAMAKAN.

11. Tahun 2005 : SMA Pangudi Luhur memperoleh status Terakreditasi. A

12. Tahun 2006 : Secara resmi nama SMU Pangudi Luhur diganti menjadi SMA Pangudi Luhur

13. Tahun 2008 : SMA Pangudi Luhur memperoleh status Terakreditasi A.

Kepala Sekolah yang pernah mengelola sekolah ini yakni :

1. Tahun 1949 - 1952 : Pater H Loeff, SJ merupakan pendiri sekolah.

2. Tahun 1952 - 1957 Br. Joachim, FIC

3. Tahun 1957 - 1970 Br. Rudolfus, FIC

4. Tahun 1971 - 1977 Br. Yustinius Sukirno, FIC

5. Tahun 1978 - 1984 Drs. Sudjijo Dirdjosusanto

6. Tahun 1984 - 1985 Aloysius Djatmiko, BA.

7. Tahun 1985 - 1987 Br. Drs. Albertus Maria Sutarno, FIC

8. Tahun 1987 - 1989 Br. Drs. Yohanes Budi Suyanto, FIC

9. Tahun 1989 - 1992 Br. Drs. Alfonsus Marsuki , FIC

10. Tahun 1992 - 1995 Br. Drs. Stephanus Parna, FIC

11. Tahun 1995 - 1999 Drs. HR. Sumarsono

12. Tahun 1999 - 2003 Drs. Sumarinta, Stanislaus

13. Tahun 2003 – Sekarang Drs. Br. Herman Yoseph, FIC.

Akreditasi Sekolah.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah tanggal 31 Desember 1991 No. 476/C/Kep/I/1991, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta secara resmi memperoleh jenjang akreditasi DISAMAKAN.

Berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah tanggal 17 September 1999 No. 273/C.C7/Kep/MN/1999, SMU Pangudi Luhur Yogyakarta secara resmi memperoleh jenjang akreditasi DISAMAKAN dengan nilai 97.

Berdasarkan Keputusan Sidang Badan Akreditasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 9 Maret 2005, Ketua Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan bahwa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memperoleh akreditasi dengan peringkat A ( Amat Baik ) dengan nilai 92,65

Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi Provinsi Sekolah/Madrasah, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 22 November 2005, Ketua Badan Akreditasi Sekolah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan bahwa SMA Pangudi Luhur Yogyakarta memperoleh akreditasi dengan peringkat A ( Amat Baik ) dengan nilai 92,65

VISI

SMA Pangudi Luhur Jogja merupakan tempat mewujudkan komunitas iman dengan cara menempatkan Yesus Kristus Sang Guru sejati sebagai pusat hidup dalam upaya membangun persaudaraan sejati serta menanggung karya bersama dalam pendampingan kaum muda menuju PRIBADI dewasa, beriman, berpengetahuan, terampil, bermartabat, berbudi pekerti luhur, dan terbuka menghadapi tantangan zaman.

MISI

Membantu, mendampingi siswa menemukan potensi yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal serta melatih siswa mandiri, bertanggung jawab, bermartabat, dan berbudi pekerti luhur, menghargai, menghormati, sesamanya dan menerima diri sebagai pribadi yang unik sehingga menjadi pribadi dewasa.

kelas

Jumlah Siswa

Kelulusan

1

1989-1990

2



2



2

1990-1991

2

2


4



3

1991-1992

2

2

2

6


100 %

4

1992-1993

2

2

2

6


100 %

5

1993-1994

3

2

2

7


100 %

6

1994-1995

3

3

2

8


100 %

7

1995-1996

4

3

3

10


100 %

8

1996-1997

4

4

3

11

348

100 %

9

1997-1998

4

4

4

12

393

100 %

10

1998-1999

4

4

4

12

440

100 %

11

1999-2000

5

4

4

13

513

100 %

12

2000-2001

5

5

4

14

547

100 %

13

2001-2002

5

5

5

15

563

100 %

14

2002-2003

5

5

5

15

523

100 %

15

2003-2004

5

5

5

15

546

99,40 % (168/169)

16

2004-2005

5

5

5

15

575

100 %

17

2005-2006

5

5

5

15

575

93,99 % (172/183)

18

2006-2007

5

5

5

15

562


19

2007-2008

5

5

5

15

572

98,31 ( 175/178)

20

2008-2009

5

5

5

15

569

98,91 % ( 182/184)

21

2009-2010

5

5

5

15

572

Rabu, 29 Juli 2009

my idol

Wolfgang Amadeus Mozart

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mozart pada usia 21 (1777), lihat pula: bagian wajah

Wolfgang Amadeus Mozart (lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 – wafat di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada umur 35 tahun) adalah seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) termasuk gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya adalah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap sebagai repertoar standar konser klasik dan diakui sebagai mahakarya musik zaman klasik. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog Köchel-Verzeichnis.

Daftar isi

Masa Awal (1756-1772)

Rumah kelahiran Mozart yang kini menjadi museum, di Salzburg, Austria

Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah Kindersinfonie ("Simfoni Anak-Anak"). Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur. Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup sampai dewasa. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain keyboard yang sangat handal. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya merasa “terpanggil” untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa.

Bermain piano di depan Raja Bayern

Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di München. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak ajaib di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering dipanggil sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach.

Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel mempengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan membuatnya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas permintaan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne.

Perjalanan ke Italia

Pada tahun 1769, Mozart mengadakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat sukses besar dalam pertunjukannya di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, Padre Martini.

Masa Salzburg (1773-1780)

Tanzmeisterhaus, tempat tinggal keluarga Mozart sejak 1773.

Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tidak ingin Mozart kembali dan bekerja menjadi “tukang” musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, namun tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disukai oleh Kaisar Austria.

Maestro kapel Uskup Agung Salzburg

Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang terbaru dan dia juga berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada masa ini adalah K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774). Pada saat yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia, Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg.

Uskup Colloredo yang tak terlalu berminat pada musik, membuat Mozart merasa kesal terutama karena sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melupakan rasa ketidaksukaannya pada Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, dia mengerahkan kemampuannya untuk penciptaan berbagai komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Maestro dan dia memulai karirnya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya dari 1775-1777 termasuk sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam Eb Major.

Perjalanan panjang ke Paris

Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarir di Paris. Namun Leopold yang masih terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya memakan waktu 16 bulan. Sebelum sampai di Paris, mereka singgah dan menetap selama beberapa waktu di München dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan Holzbauer. Ia mencoba mendapatkan jabatan di sana melalui Pangeran Mannheim namun tak berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih lama di Mannheim adalah karena dia bertemu dan jatuh cinta kepada Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun. Leopold yang mengetahui hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus memutuskan pilihannya sendiri, apakah dia mau hanya menjadi ‘artis jalanan yang akan dilupakan orang seiring berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di berbagai buku’.

Mozart juga menemukan komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya ‘Jika aku tinggal di sini, aku juga akan membuat enam buah dalam gaya yang sama karena mereka cukup laku di sini’

Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke Paris. Di Paris, Mozart mulai bekerja dengan memberi les-les privat, dan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang paling penting adalah K.297, Simfoni No. 31 ‘Paris’. Namun, setelah pementasan ini, tak lama ibu Mozart jatuh sakit karena demam tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang bangsawan bernama Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada masa depan bagi Mozart di Paris terutama karena adanya kontroversi antara para pendukung Gluck dan pendukung opera Italia sehingga Mozart tak diperhatikan.

Leopold kemudian berhasil mendapatkan jabatan organis di Istana Salzburg dengan gaji yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart bertemu kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni ‘Paris’ adalah beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299, Concerto for Flute and Harp in C Major, dan K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang meninggal.

Kepulangannya ke Salzburg

Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang terkenal telah pindah ke München. Mozart lalu pergi ke München dan tinggal selama beberapa waktu dengan keluarga Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati karena Aloysia mendapatkan jabatan sebagai soprano dan tak mengacuhkan keberadaan Mozart.

Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab akan suatu jabatan penting. Dia khawatir kalau-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain.

Mozart pulang ke Salzburg dan dia langsung mendapat jabatan sebagai organis di sana. Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu pesanan, dan mengajar paduan suara anak-anak.

Tahun 1779 dan 1780 berlangsung tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada masa ini termasuk K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 32-34, beberapa Concerto, serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339, Vesparae.

Masa München (1781-1784)

Mozart, walau mendapat jabatan penting sebagai organis masih tidak bisa akur dengan Colloredo. Pada musim panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat kesempatan ini sebagai kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan.

Pertunjukkan Idomeneo berlangsung sukses dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph II.

Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-sampai berujung ke pertengkarannya dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart bertengkar hebat dengan Colloredo dan meminta dirinya diberhentikan, namun ditolak. Satu bulan kemudian, Mozart dipecat secara tidak hormat. Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg.

Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang aktor, namun Mozart terpikat oleh Constanze Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyetujui hubungan Mozart itu. Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15 Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak merestui hubungan tersebut.

Sebenarnya, Mozart tidak dapat melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam apabila hubungan mereka putus, Mozart harus mengganti uang kompensasi yang telah banyak dikeluarkan.

Pernikahan Mozart

Constanze Weber, istri Mozart.

Pada 4 Agustus 1782 Mozart menikahi Constanze di katedral St. Stefanus. Keesokan harinya, Mozart mendapat surat dari Leopold yang isinya merestui hubungan mereka walau surat tersebut bernada dingin. Pernikahan Mozart cukup bahagia walau mereka cukup banyak menghadapi tantangan hidup. Mozart selalu mengalami krisis uang namun dia tak pernah hidup dalam kemiskinan, dan dari enam anaknya, hanya dua yang hidup.

Mozart mencari nafkah dengan mengajar tiga atau empat murid yang kaya dan memainkan konsert-konsert di rumah bangsawan di Wina. Pada Desember 1781, Mozart tampil di Istana Kaisar dalam suatu pelombaan informal dengan Muzio Clementi. Mereka berdua membuat improvisasi secara individual dan bersama-sama memainkan sonata. Meskipun Mozart dianggap menang dalam lomba tersebut, tapi harapannya untuk mendapatkan jabatan di istana tak terpenuhi.

Pada 16 Juli 1782, Mozart menggelar opera Die entfuhrung aus dem Serail. Opera ini mendapatkan sambutan meriah dari publik. Kaisar Joseph II mengatakan pada Mozart bahwa opera tesebut memiliki “nada yang banyak sekali” dan Mozart menjawab “jumlah nada yang tepat secara persis, Baginda“. Bahkan Gluck meminta pertunjukan opera tersebut diulang.

Pada tahun yang sama, ia sering bermain secara rutin di rumah Pangeran Gottfried von Swieten. Swieten yang tertarik dengan musik Barok ternyata mempengaruhi Mozart dalam pembuatan komposisi. Mozart mengembangkan gaya kontrapung dalam musiknya.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung ide persaudaraan di bawah Tuhan. Berkat serikat inilah Mozart dapat meminjam uang pada saat ia perlu.

Masa terakhir (1784-1791)

W. A. Mozart, 1789

Puncak karier Mozart terdapat di masa 1784-1786. Mozart sangat rajin menggubah. Dia membuat duabelas Concerto dan dianggap para musikolog sebagai karyanya yang paling penting. Walau Kaisar Joseph II ikut mendengar konser Mozart, hal itu sama sekali tak membantu keuangannya. Mozart diberi jabatan sebagai pemusik istana dengan gaji yang tak terlalu besar.

[sunting] Pementasan di Praha

Le Nozze di Figaro ("Pernikahan Figaro") dipentaskan pertama kali di Wina pada tahun 1786 dan meraih sukses sehingga Mozart membawanya ke Praha (ibukota Ceko) dengan kesuksesan lebih besar lagi.

Mozart menggubah beberapa karya lagi antara lain K. 505, Simfoni No. 38 in D Major ‘Prague’. Berkat kesuksean Le Nozze di Figaro, Mozart bersemangat untuk membuat opera baru antara lain Don Giovanni, sebuah komik opera. Mozart untuk pertama kali memakai trombon pada operanya, hal inilah yang mengakibatkan munculnya efek yang cukup dramatis. Pada tahun 1787, Leopold meninggal dunia dan cukup mempengaruhi karya Mozart.

Simfoni-simfoni terakhir Mozart

Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak diketahui secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada musim semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat terselesaikan oleh Mozart.

Kembali ke Wina dan akhir hayat Mozart

Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote ("Seruling Ajaib"). Opera ini sukses besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (1751-1812). Setelah opera ini selesai, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah Requiem yang bermaksud menjadikan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengenang istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menyelesaikan karya besar ini lalu diteruskan oleh muridnya, Franz Xaver Süssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup menyanyikan bagian Lacrimosa saat sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku bisa mendengar suara Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan keadaan yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh harapan dan ketakutan akan perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan kematian. Pada tanggal 5 Desember 1791, Mozart meninggal, jam satu pagi.

Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan jelas. Para musikolog membuat beberapa dugaan kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak diketahui letaknya.

  1. Mozart diracuni Salieri yang merupakan saingannya. Ada jurnal di Eropa yang mengatakan Salieri mengakuinya sebelum ia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada cerita lain yang menentang hal ini.
  2. Pada pemakaman Mozart terdapat badai salju sehingga keluarganya tak bisa mengikuti pemakaman. Cerita ini dibantah oleh catatan cuaca Wina.
  3. Tubuh Mozart dipindahkan ke tempat lain karena keluarganya tak membayar ongkos penguburan.